27 Desember 2007

LAGAK JAKARTA: SEGUDANG KRITIK YANG MENGGELITIK

Tanggal 10 November 2007 lalu, Kepustakaan Populer Gramedia meluncurkan ulang serial kartun Lagak Jakarta, karya Benny Rachmadi dan Muhammad Misrad. Serial yang pertama kali terbit di tahun 1997 tersebut sebenarnya berjumlah 6 buku, yaitu Trend dan Perilaku, Transportasi, Profesi, Krisis Oh Krisis, Reformasi, Hura-Hura Pemilu 99. Namun dalam edisi koleksi yang ini, keenamnya dilebur menjadi 2 buku. Buku I berisi tiga judul, Trend dan Perilaku, Transportasi, dan Profesi. Sedangkan buku II berisi Krisis Oh Krisis, Reformasi, dan Hura-Hura Pemilu 99.

Buku ini menceritakan Jakarta sebagai potret kehidupan yang penuh warna. Di sana tersimpan mimpi-mimpi, ambisi, dan harapan. Di sana pula terukir kisah-kisah kegetiran dan kebahagiaan anak manusia, yang terkadang penuh ironi, satire, aneh, dan menggelikan. Lewat Lagak Jakarta Benny dan Mice melaporkan semua itu sebagai reportase sosial.

Hal yang paling menarik dari komik ini adalah bagaimana kedua penciptanya berhasil menangkap segala detail dan hal-hal kecil yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Jakarta. Contohnya, bagaimana seorang karyawan yang malu ketika terlihat naik ojek ke kantor kemudian berlagak akrab dengan tukang ojeknya agar disangka diantar teman dan bukan tukang ojek. Diceritakan pula kebingungan masyarakat yang dihadapkan pada krisis moneter 1997. Tempe goreng pun ikut terkena imbasnya. Sebelum krisis tebal tempe goreng mencapai 4mm, tetapi setelah krisis tinggal 2mm. Kekonyolan-kekonyolan di balik peristiwa sehari-hari yang ada pada masyarakat Jakarta hampir terekam seluruhnya.

Namun demikian, untuk level komik yang identik dengan bacaan ringan, bahasa yang dipakai oleh Benny dan Mice terkadang agak “tinggi” dan tidak bisa dicerna dengan mudah terutama oleh kalangan anak-anak. Akan tetapi, secara keseluruhan buku ini sangat bagus. Benny dan Mice menuangkan dengan baik kehidupan masyarakat Jakarta ke dalam gambar-gambar kartun mereka.

Perbedaan mendasar antara 2 buku ini dengan keenam buku sebelumnya terletak pada penokohannya. Tidak seperti buku-buku sebelumnya yang memasang Benny dan Mice sebagai tokoh utama, kedua buku ini justru mengangkat kisah dan berita terkini dari peristiwa-peristiwa yang terjadi antara tahun 1997-2007. Jadi di balik kelucuan dan kekonyolan buku ini, Benny dan Mice yang juga lulusan Desain Grafis Fakultas Seni Rupa IKJ ini mampu memberi sindiran, bahkan hantaman keras yang ditujukan bagi banyak orang. Tidak hanya para pemimpin orde baru, tetapi juga para pendatang baru di kancah politik nasional.

Sangat disayangkan jika Anda belum membaca buku ini, karena buku ini mampu mengocok perut para pembacanya. Hanya dengan 76.000 rupiah, Anda akan mendapat 2 buku yang siap membuat Anda terbahak-bahak oleh kekonyolannya serta bonus 2 buah pin. Jadi, tunggu apa lagi? Selamat membaca dan tertawa terbahak-bahak.

Tidak ada komentar: